Rabu, 16 November 2016

Cordon Bleu

Cordon Bleu


www.stipram.ac.id
Waktu teman saya menanyakan apakah saya sudah pernah mencicipi masakan Ayam Gordon Blue, saya jawab belum! Dan saya katakan bahwa setahu saya, tidak ada menu makanan yang bernama Ayam Gordon Blue. Teman saya ngotot mengatakan bahwa menu tersebut ada. Nama yang tertera di kartu menunya adalah Chicken Gordon Blue, katanya yakin. Akhirnya kita sama-sama pergi menyambangi restoran yang dimaksud oleh teman saya itu di kawasan Senayan dan Kebayoran. Ternyata teman saya benar, tapi terkaan saya juga tidak salah. Restoran yang dimaksud mempunyai cabang-cabang yang tersebar di banyak Mal di Jakarta. Di dalam daftar menunya memang tercantum makanan Chicken Gordon Blue tersebut. Dan terkaan saya juga benar karena yang dimaksud dengan Chicken Gordon Blue tersebut ternyata adalah Poulet Cordon Bleu.
Poulet Cordon Bleu atau Ayam Cordon Bleu ini adalah makanan atau masakan asal Perancis yang dibuat dengan resep khusus. Cordon Bleu berarti Pita Biru (blue ribbon) dan nama ini berasal dari sebuah sejarah yang cukup panjang. Ceritanya dimulai di negeri Perancis pada tahun 1578. Ada sebuah club yang beranggotakan sekelompok kaum elite pada jaman itu yang menamakan dirinya L’Ordre des Chevaliers du Saint Esprit. Salah satu kegiatan dari club ini antara lain pertemuan berkala yang diikuti dengan acara makan malam resmi. Dalam pertemuan tersebut para anggota diharuskan mengenakan pakaian khusus Croix du Saint Esprit dan menyelempangkan pita biru yang membalut tubuh mereka dari bahu kiri ke pinggul kanan. Pita biru atau cordon bleu ini begitu terkenal sehingga club ini disebut juga sebagai Club Cordon Bleu. Sesuai dengan kebiasaan kaum elite pada masa itu, maka dalam acara dîner tersebut disajikan makanan mewah yang paling istimewa serta minuman anggur dan champangne yang paling baik. Tradisi ini berakhir setelah pecahnya revolusi Perancis di akhir abad ke 18. Namun nama besar cordon bleu tetap harum dan dikenang. Kini, nama cordon bleu ini diambil sebagai nama sebuah sekolah seni kuliner dan manajemen hospitaliti “Cordon Bleu”. Kalau tidak salah sekolah kuliner yang prestisius ini berpusat di Canada dan mempunyai banyak cabang-cabang di dunia ini termasuk di Paris. Saya tidak tahu persis apakah menu Poulet Cordon Bleu yang kita kenal sekarang ini merupakan warisan dari jaman Club Cordon Bleu di abad ke 16, atau penemuan baru dari Sekolah Cordon Bleu yang sekarang. Yang jelas, sebagai orang Islam saya tidak mempunyai peluang untuk mencicipi Poulet Cordon Bleu yang asli karena mengandung ham (daging babi asap)atau bacon yang hukumnya haram.
Kalau saya boleh sharing dengan teman-teman blogger Kompasiana yang budiman, yang kebetulan juga “hobi makan” seperti saya dan beragama Islam agar berhati-hati bila sedang berkelana di rantau orang. Masakan ayam dari Perancis yang tak kalah terkenalnya dari Poulet Cordon Bleu ini adalah Le Coq au Vin. Poulet atau chicken (ingg.) adalah ayam muda yang dimasak cepat karena dagingnya empuk. Tapi le coq atau cock (ingg.) adalah ayam jantan dewasa (ayam jago) dengan daging yang cukup keras. Le Coq au Vin adalah suatu makanan unik di dunia, karena di negara-negara lain ayam jantan dewasa tidak dimakan. Tapi orang Perancis menemukan resep ini dimana ayam jantan dewasa tersebut seolah-olah “diungkep” dengan campuran air kaldu dan anggur merah (vin rouge) plus bumbu-bumbu lainnya dan dimasak dalam waktu agak lama. Makanan yang inipun tidak bisa saya cicipi versi aslinya karena hal yang sama, yaitu mengandung ham. Untuk diketahui bahwa di dalam dunia kuliner Eropa, daging babi asap yang dinamakan jambon atau bacon atau pancetta ini, disamping dimakan begitu saja juga berfungsi sebagai rempah/bumbu yang mengeluarkan aroma yang khas dan yang tak tergantikan oleh daging asap yang lain. Contohnya, Anda boleh saja membuat Spaghetti Carbonara misalnya, dengan memasukkan smoked beef goreng sebagai pengganti dari sautéed bacon, tapi jangan harap rasanya bisa sama. Memesan le coq au vin tanpa ham atau menggantinya dengan smoke beef hanya merepotkan sang chef yang bekerja di dapur. Dan rasanya sudah pasti beda. Di Amerika Serikat, jangan coba-coba ikut-ikutan jajan hot-dog dipinggir jalan, karena sudah pasti babi.
Di Jakarta banyak “bertaburan” restoran-restoran franchisee ex Amerika Serikat yang khusus menyajikan ribs. Ini juga harus diwaspadai bila kita berkunjung ke sana, karena ribs yang terkenal itu semua dari babi. Menurut para ahlinya, racikan yang dipakai tersebut hanya cocok dengan daging iga babi saja. Ribs khusus sapi bisa juga dijumpai di tempat-tempat yang khusus menyajikan daging sapi Argentina. Pizza yang asli Italia itu misalnya, kini sudah mendominasi dunia gastronomi Amerika. Sebagian besar dari pizza yang disajikan disana ditaburi potongan-potongan ham. Berpelesiran di negara-negara Asia pun kita harus berhati-hati. Jangan cepat tergiur melihat etalase yang menjual kerupuk kulit.
Kerupuk kulit yang di tanah Minang disebut karupuak jangek ini, di Vietnam dan Cina dibuat dari kulit kaki babi. Nah, kembali ke urusan Ayam Gordon Blue ini, saya hanya dapat mengatakan bahwa saya tidak berselera untuk mencicipinya. Yang pasti resepnya sudah dimodifikasi dan tidak asli lagi. Rasanya sudah pasti tidak orisinil lagi. Mengeja namanyapun keliru pula? Saya tidak mengerti kenapa masakan ini sampai dinamakan Gordon Blue? Tapi saya yakin tak ada hubungannya dengan nama Perdana Menteri Inggeris Gordon Brown, atau nama tokoh komik Flash Gordon atau nama penyanyi djadoel Gordon Tobing!

Bahan-bahan




  1. 2 buah dada ayam tanpa tulang
  2. 2 buah smoke beef
  3. secukupnya keju mozza
  4. mustard tp d karenakan gk ada bahanny jd d gnti mayonaise
  5. secukupnya garam dan merica
  6. 1 buah telur,kocok lepas
  7. 2 sdm tepung terigu
  8. secukupnya tepung panir

Langkah




  1. Belah dada ayam jd dua bagian lalu lumuri dg garam dan merica,diamkan krg lebih 5 menit
  2. Oles dada ayam dg mayonaise,lalu tumpuk dg smoke beef dan keju mozzarella
  3. Gulung dan tusuk dada ayam dg tusuk gigi agar rapi
  4. Masukan ayam k kocokan telur,balur dg tepung terigu,masukan ke kocokan telur lagi dan terakhir balur dg tepung panir
  5. Diamkan di dalam kulkas sebelum d goreng agar tepung rotinya menempel
  6. Lalu goreng dg minyak banyak dg api cenderung kecil
  7. Angkat,tiriskan
  8. Sajikan dg saos bbq dan salad



Tidak ada komentar:

Posting Komentar